Kamis, 18 Agustus 2016

TAMAN NASIONAL UJUNG KULON SURGA DI BARAT PULAU JAWA

Saya dan saudari Perempuan ikut open trip yang diadakan Tukang Jalan menuju Pulau Peucang yang berada di Taman Nasional Ujung Kulon Oktober 2014. Taman Nasional Ujung Kulon terletak di sebelah barat Pulau Jawa seluas 443Km2, menjadi Taman Nasional pertama yang diresmikan di Indonesia dan juga juga diresmikan menjadi salah satu Warisan Dunia yang di lindungi UNESCO tahun 1991 termasuk didalamnya Pulau Peucang, Pulau Panaitan dan Pulau Handeuleum.

Peta ujung Kulon
Taman Nasional Ujung Kulon Pulau Peucang
Kami berkumpul pada malam Jumat,  di Plaza Semanggi sekitar jam 9 malam, kami berjumlah sekitar 25 orang dan diantaranya ada 2 peserta dari Jerman, setelah perkenalan pendek kami langsung menaikin mobil Elf menuju ke Desa Sumur (Banten), Perjalan panjang dan lama saya kesulitan tidur karena memang tidak terbiasa tertidur di kendaraan yang bergerak dan juga karena di beberapa tempat kami melewati jalan yang rusak, tidak bersahabat dan keadaan jalan bisa naik atau turun dengan tiba-tiba membuat saya cukup tegang. Sekitar jam 3 pagi akhirnya kami tiba di Sumur. Kami diantar ke Rumah Nahkoda kapal yang akan membawa kami, di sana kami dipersilakan untuk bebersih, Sholat Subuh dan sarapan. Hampir semua peserta begitu masuk rumah Nahkoda yang di cari adalah stop kontak, hampir semua berebut untuk mencharge HP nya dan antrian ke kamar mandi yang juga panjang.

Rumah-rumah Nelayan di Sumur
  
Sekitar jam 6 pagi kami disediakan makan pagi, setelah makan pagi kami mulai memilih peralatan snorkling yang di sewakan di rumah sebelah, kemudian kami bersiap -siap menuju ke Pantai, kami naik sampan kecil dahulu yang menghantarkan kami ke Kapal. 

bersiap menaiki sampan kecil untuk naik ke Kapal menuju Pulau Peucang



Setelah semua peserta dan perlengkapan kami semua masuk kekapal, kami menempuh perjalanan lagi sekitar 2 jam, tidak jauh dari Sumur HP mulai tidak dapat mendapatkan signal, setelah perjalanan sekitar 11/2 jam kemudian kapal berhenti di Citerjun dan kami di ijinkan bersnorkling, di beberapa titik ada cukup banyak karang yang biasa-biasa tetapi ikan-ikannya yang banyak dan lumayan cantik tetapi karena bulan Oktober laut agak bergelombang dan arus laut cukup deras. Ada satu peserta dari kapal lain yang bahkan terbawa arus laut cukup jauh membuat kami cukup tegang karena arus yang membawanya sangat kencang, tetapi guidenya dengan sigapnya segera mengejar dan menyelamatkannya. Ahh... untunglah, mengingat laut ini berbatasan dengan samudra. setelah puas bersnorkling kami melanjutkan perjalanan ke Pulau Peucang.


Laut Ujung Kulon


Bagam


Ujung Kulon


Ujung Kulon



PULAU PEUCANG

Saya begitu terkesima begitu kapal mendekati Pulau Peucang karena pantainya sangatttt indah, bersih,  pasir putih lembut dan laut yang biru tosca bergradasi, Very...very breathtaking.....

@Pulau Peucang - Pasir putih lembut dengan laut biru Tosca bergradasi
@Pulau Peucang - Pasir putih lembut dengan laut biru Tosca bergradasi


di Pulau ini banyak binatang liar yang dengan santainya berkeliaran disekitar diantara manusia, ada Rusa, babi hutan, monyet, kadal besar dll


monyet di Pulau Peucang



monyet sedang menghabiskan sisa Mie instan di Pulau Peucang
Sesampainya di Pulau Peucang pemandu langsung menanyakan apakah ada peserta yang mau upgrade kamar / penginapan ? dengan tambahan biaya yang lumayan juga tentunya.  Ada beberapa peserta yang upgrade kamar dengan pertimbangan wifi gratis, kamar yang lebih baik dan kamar mandi di dalam kamar. 

Saya dan saudari saya tidak meng-upgrade kamar, jadi Kami diantar ke Penginapan / losmen dengan bentuk Rumah Panggung dari kayu, yang 1 rumah punya 5 kamar, masing-masing memuat 7 kasur single dengan 2 kamar mandi di bagian luar, jadi setiap pagi dan sore hari kita harus antri untuk ke kamar mandi yang kurang bersih. membuat saya agak menyesal juga tidak menguprade kamar tadi.

Penginapan di Pulau Peucang

Siang sampai sore hari kami bersantai-santai di pantai, beberapa berenang di laut, tetapi lebih banyak yang selfi-selfi di pantai. Saat sore hari sekitar jam 4.30 kami diajak Pemandu untuk Jungle Tracking menuju ke Karang Copong yang letaknya di sisi seberang pulau, kami melihat-lihat  dan mendapatkan banyak penjelasan mengenai flora dan fauna disekitar pulau dan tak lupa melakukan hunting sunset. 

Ternyata di sini ada heliport loh, katanya kalau pejabat datang mereka naik helikopter agar cepat sampai.,jadi kalau punya banyak uang bisa sewa helicopter untuk kesini loh he...he... 




Rusa @Pulau Peucang - Ujung Kulon

Pulau Peucang ini hanya di huni oleh para Ranger / penjaga hutan, tidak ada penduduk setempat walaupun ada tempat penginapan yang cukup ramai saat Weekend oleh turis lokal dibulan - bulan September, Oktober, November, Desember cukup banyak didatangi turis luar negeri, karena ombak cukup besar sehingga bisa surfing. 

di sepanjang perjalanan kami di berikan penjelasan oleh Penjaga Hutan mengenai flora dan fauna di sekitar pulau:
  • Binatang seperti Babi hutan dan rusa ternyata bisa menyeberangi laut ke dan dari Pulau Peucang ke Pulau Jawa yang letaknya di seberangnya tidak terlalu jauh.
  • karena lapisan tanah tidak terlalu tebal sedangkan dibagian bawah banyak bebatuan keras sehingga akar-akar pohon banyak tumbuh ke arah keluar, 
  • kami juga ditunjukkan Pohon Beringin yang berjenis beringin pencekik yang mengawali hidup sebagai parasit (hidup menumpang dari) pohon lain memenuhi kebutuhan hidupnya dari mengisap zat hara dari pohon inangnya, setelah akarnya tertancap kuat pada inangnya kemudian muncul akar-akar sulur yang tumbuh kebawah dan merambat dan membelit pohon inangnya mencari dan mendapatkan asupan makanan secara langsung dari tanah, yang kemudian mematikan pohon inangnya dengan cara mencekik dan merampas sumber makanan pohon inangnya. 

Sepanjang perjalanan menuju Karang Copong saya melihat cukup banyak sampah-sampah plastik  yang berserakan di buang sembarangan oleh turis, Saya ikut membantu penjaga hutan mengambil beberapa botol plastik dan sampah2 plastik lainnya, yang berada cukup dekat dari Saya, sedih sekali melihat tempat yang begitu indah di nodai oleh sampah-sampah plastik. 


Saat perjalanan kami melihat ada seorang wanita yang tangan di perban tampak luka baru karena ada noda darah di perbannya, menurut penjelasan dari penjaga hutan perempuan tersebut memberi makan babi hutan, karena makanannya kurang babi tersebut mengejar dan menggigitnya. oleh karena itu sebaiknya kita tidak memberi makan binatang liar karena nanti kebiasaan mereka minta makan terus sehingga mereka kehilangan kemampuan untuk mencari makan sendiri.  

Setibanya kami di Karang Copong sunset sudah dimulai, Pandangan kami lepas ke arah Samudra Hinda, Pemandangannya indah karena cuaca sedang cerah, semua yang membawa kamera dan HP bernasis ria, memen yang sangat sempurna dengan hati yang riang

Sunset di Pulau Peucang Ujung Kulon
Sunset di Pulau Peucang Ujung Kulon



Setelah selesai hunting sunset kami kembali ke penginapan, karena sudah gelap kami harus menggunakan senter dan berjalan beriringan, karena ada beberapa peserta yang tidak membawa senter, berjalan cukup lambat sehingga ketinggalan, ada yang kakinya kram ada yang terjatuh sehingga kami harus sering berhenti dan menunggu hingga semua peserta kumpul baru kami berjalan kembali.  Berjalan di hutan gelap menjadi tantangan sendiri karena banyaknya akar pohon yang melintang di sepanjang jalan,  menantang dan menyenangkan, walaupun harus berjalan kaki pulang dan pergi total 2 jam, so sebaiknya gunakan sepatu atau sendal khusus tracking.

sesampainya kami di penginapan kami sudah disediakan makan oleh tukang masak. oh iya tour guide kami membawa tukang masak sendiri dari Desa Sumur. setelah perjalanan yang panjang dan melelahkan tadi makanan yang di sajikan terasa sangat lezattt walaupun sederhana. 

Segera setelah bebersih saya langsung tidur pulas karena kemarin malam tidak tidur, beberapa rekan masih berbicang-bincang sampai malam, dan ternyata rekan-rekan yang berbincang-bincang malam itu memutuskan tidak mau berangkat pagi-pagi ke Cidaon. What The F... Keputusan sepihak yang menyebalkan. 
Sunrise @Pulau Peucang Ujung Kulon
Ngopi ditemani Babi Hutan @Pulau Peucang Ujung Kulon
sekitar jam 8 pagi, kami sarapan ditemani oleh Babi Hutan yang kadang-kadang menyerusuk ke meja makan kami sehingga kami harus bubar, setelah Babi Hutan tersebut pergi kami duduk kembali ke formasi semula, monyet-monyet dan Rusa-rusa berkeliaran di sekitar kami. Setelah sarapan kami lantas bersiap-siap meninggalkan penginapan dan menuju ke kapal.


Menurut jadwal seharusnya kami berangkat pagi-pagi jam 05.00 ke Padang Savana Cidaon, padang savana ini luasnya mencapai 4 hektar padang rumput ini menjadi wana tempat satwa-satwa liar berkumpul dan mencari makan setiap jam 6 pagi dan jam 17.00. kita bisa melihat Sapi, Banteng, Kerbau, burung Merak bahkan Badak Bercula satu. Ditempat ini kita diminta untuk tidak mengusik satwa-satwa liar tersebut, melihat cukup dari kejauhan, kita juga bisa melihat melalui menara pengamatan yang terletak di pinggir savana. Saat kami tiba di Padang Savana Cidaon ini sudah siang sekitar jam 8.30 maka alhasil padang ini kosong melompong, hanya hewan-hewan kecil yang terlihat di pinggir Savana.... sedihnya. setelah puas berfoto-foto ria di padang kosong ini kami meneruskan perjalanan ke Pulau Handeuleum



Menara Pengamatan Satwa Liar di Padang Savana Cidaon Ujung Kulon

tulang belulang di Padang Savana Cidaon Ujung Kulon
Dermaga @Cidaon Ujung Kulon
Pulau Handeuleum

Pulau Handeuleum merupakan pulau terbesar di antara gugusan pulau-pulau karang di  semenanjung Ujung Kulon, pulau ini dipenuhi oleh hutan bakau dan aneka hewan liar seperti badak, buaya, ular dll. Dipulau ini ada sungai Cigenter yang dapat di nikmati dengan berkanoe ala hutan Amazon

Di dekat Pulau Handeuleum kapal berhenti dan kami makan siang di kapal dahulu, karena tidak ada dermaga, kami  harus antri naik sampan kecil menuju pulau tersebut, menakjubkan sekali karena tidak terlalu jauh kami berjalan melintasi gundukan pasir kami menemukan Sungai Cigenter dan terlihat banyak canoe di pinggir sungai. langsung kami semua ber kanoe ria,  masing-masing kanoe memuat 7 peserta dengan pemilik kanoe dibagian belakang. Karena paddle kayu cuma 3 tidak semua peserta  mengayuh, he..he...he... bule di bagian depan agak mengeluh karena merasa hanya dia saja yang mengayuh yang lainnya tidak. kami menyemangatinya "You're a strong Man", waktu kami minta gantian untuk mengayuh dia tidak mau,... yah sudah saya menikmati perjalanan saja tanpa susah payah mengayuh. 

di sekitar sungai kami di tunjukan jejak binatang yang mengambil minum di sungai ada jejak yang cukup besar katanya itu jejak Badak, banyak ular-ular dan monye-monyet yang sedang asik bergelantungan di pohon, dan katanya masih ada buaya disekitar sungai. 

kami berkanoe sekitar 1/2 jam lalu kami berbalik arah. pengalaman berkanoe yang menyenangkan. 
berkanoe ria @sungai Cigenter @Handeuleum

Berkanoe ria @Sungai Cigenter @Handeuleum
Dari Pulau Hendelum kami balik kembali kapal, melanjutkan perjalanan yang di itinerary optional ke Pulau Hoar dan Pulau Badul, perjalanan balik ini cukup menantang karena kapal harus melawan ombak yang cukup tinggi, sehingga banyak menyipratkan air laut ke dalam kapal membuat kami agak basah.  Mesin Kapal mati berkali-kali, awak kapal sibuk mondar-mandir membetulkan mesin kapal yang rusak, membuat perjalanan menjadi lama. Hingga suatu saat mesin kapal benar-benar mati tidak bisa di hidupkan kembali walaupun sudah di kotak katik, saat itu signal HP sudah mulai menyapa kami, Si Bule agak ribut "what's wrong.....what's wrong now, I just sms my friend that I'm still alive"
saya dan saudari saya mencandainya dengan menyuruhnya mengirim pesan sekarang juga bahwa kapal mati mesinnya and we are in trouble wkwkwk.

Akhirnya Saya bilang tenang saja karena kita udah dekat dengan peradaban, banyak kapal lewat dan pulau jawa terlihat dengan jelas, pasti bantuan akan segera datang. tidak lama kemudian datang kapal yang lebih kecil dan kami semua di minta pindah ke kapal tersebut dan kembali melajutkan perjalanan ke Desa Sumur karena hari sudah sore. 



Setibanya di Desa Sumur di Rumah Nahkoda Kapal, kami bebersih di rumah dan sekitar jam 5 sore kami naik Elf dan kembali ke riuh nya Jakarta. Pengalaman yang tidak terlupakan


Minggu, 07 Agustus 2016

Derawan

Suatu hari Bos mengajak saya dan beberapa rekan kerja untuk berlibur ke Derawan, setelah googling ternyata Derawan itu termasuk kepulauan di Kalimantan Timur dan terkenal akan wisata lautnya.

Peta Kalimatan Utara - Kepulauang Derawan


tanggal  27 Mei 2014 Kami berangkat dari Jakarta naik pesawat Jam 5.30  jam,  sengaja dipilih pesawat paling pagi karena saat ini hanya penerbangan ini yang tidak transit sehingga kami bisa sampai tujuan lebih cepat.
di Bandara Juwata International Airport Tarakan

di Bandara Juwata International Airport Tarakan
Dibandra Juwata International Airport Tarakan
setelah turun dari pesawat kami makan pagi sekaligus makan siang di restauran yang cukup terkenal di Tarakan, restauran ini saat kami datang belum buka karena masih cukup pagi, tetapi kami tetap di terima dengan baik oleh pelayan dan pemiliknya, kami memesan cukup banyak makanan dan ternyata masakannya memang nikmat sekali.

setelah jam 11 kami segera menuju pelabuhan Tengkayu, tour Derawan ini kami menggunakan Lucky Tour, rombongan kami  ada sebelas, dari Pelabuhan Tengkayu kami menggunakan kapal kecil menuju Derawan dengan lama perjalanan memakan waktu kurang lebih selama 3 jam.

di Pelabuhan Tengkayu Tarakan

Kapal Kecil menuju Kepulauan Derawan

Setibanya di Derawan kami ke penginapan, kami mendapat penginapan yang menjorok ke arah laut dengan pemandangan yang menakjubkan. Langsung bos menginstruksikan untuk membagi-bagi   bahan makanan mentah yang beliau bawa banyak sekali ada Udang, cumi, kepiting, Abon ikan, dendeng, ikan teri Sungai. Dan ternyata masih ada lagi 1 kardus makanan cemilan yang jumlahnya tidak terkira.  Sepertiga bahan mentah yang dibawa diserahkan ke bagian dapur, untuk minta tolong dimasakkan untuk tambahan lauk malam hari, dan sisa di titipkan ke kulkas di bagian dapur untuk dimasak keesokan harinya.

Setelah agak sore beberapa rekan langsung snorkling di sekitar pulau, saya memilih beristirahat karena mengantuk, sepanjang perjalanan yang panjang dan jauh saya tidak bisa tertidur dan setiap kali mau pergi jauh saya sulit tidur karena takut ketinggalan pesawat :), jadi lebih baik tidur-tiduran.

Saat malam hari kami makan malam di kantin, wow ternyata kantinnya full, banyak juga turis lokal dan luar negeri yang datang berkunjung ke Derawan saat itu, setelah mengambil makan standar yang telah disediakan oleh tour, kami ke meja makan dan tak lama kemudian lauk-lauk tambahan kami datang, wow ... benar-benar banyak sekali.

setelah kekenyangan makan, saya dan beberapa rekan berjalan-jalan di sekitar perkampungan, saat berjalan ada yang main pingpong langsung rekan kami meminta ijin untuk ikut bermain, mereka bermain cukup lama juga, kami menonton permainan tersebut seru sekali, ternyata rekan kami yang walaupun agak gendut ternyata lincah juga. Setelah itu kami berjalan-jalan ternyata Pulau Derawan ini cukup ramai.

Keesokan harinya setelah makan pagi, kami diajak berkunjung ke  Pulau Nabuco, dan Pulau Kakaban. perjalan menggunakan speed boat sekitar 1 jam.

Kamis, 19 Mei 2016

Pulau Maratua

 Pulau Maratua termasuk dalam gugusan Kepulauan Derawan di Kalimantan Timur, kabupaten Berau.Maratua adalah Pulau besar dengan sebuah laguna (sekumpulan air asin yang terpisah dari laut oleh penghalang yang berupa pasir, batu karang atau semacamnya. Air yang tertutup di belakang gugusan karang (barrier reef) atau pulau-pulau atau di dalam atol).

  Pemadangan dari Pulau Maratua,  dimana terdapat dermaga, jembatan-jembatan yang menghubungkan antar resort utama dengan penginapan-penginapan di dominasi warna merah tua, yang sangat kontras dengan warna laut biru Tosca yang bergradasi, pasir putih yang sangat lembut, ikan-ikan laut yang sangat banyak dan bermacam jenisnya berkeliaran, ahhh  cantik sekali. 

Bahkan dari Setiap pagi dan sore hari bahkan kita bisa melihat penyu hijau melintas di sekitar pulau. sepanjang Pulau Maratua merupakan tempat bertelur yang terbesar bagi jenis penyu ini. Ratusan penyu bertelur di pulau ini,



Dermaga Merah di Pulau Maratua

Dermaga Merah di Pulau Maratua



#maratua #Derawan #Kaltara #Indonesia



Di Pulau Maratua terdapat banyak spot untuk menyelam seperti tetapi karena arusnya kuat sebaiknya bagi yang baru belajar menyelam tidak menyelam di sekitar sini, dan sangat diperlukan pendamping penyelam.

Jetty dive
di tempat ini kita bisa menemukan gerombolan ikan ikan Mandarin, crocodile fish, berwarna-warni dragonet, cumi-cumi, gurita.

Turtle Traffic
di tempat ini kita bisa melihat banyak penyu raksasa berkeliaran, mereka sangat lembut dan mereka akan membiarkan kita untuk mendekati mereka dengan cukup erat, tetapi sebaiknya jangan memegang penyu karena, bakteri di tangan kita akan menyebabkan tumor pada penyu dan bisa menyebabkan kematian penyu.

pada kedalaman 10 meter kita bisa melihat dan belajar mengenai belut, udang mantis, lobster, nudibranch yang sangat cerdik menyamar di antara karang yang berwarna warni

Big Fish Countrykita bisa melihat banyak ikan berukuran besar seperti Manta raksasa, Giant Travally, Frey shark, white tips shark, schooling Barracuda.

menjemur perlatan snorkling




Kamis, 07 April 2016

PULAU KAKABAN (DANAU KAKABAN)

Pulau Kakaban adalah satu gugusan dari Kepulauan Derawan, Kalimatan Timur, Indonesia. Pulau ini di kelilingi oleh air laut yang sangat biru, bening dan dengan dasar laut yang jelas terlihat sehingga terlihat 3 warna biru dari tepi pantai, pokoknya indahhh sekali.


Dermaga di Pulau Kakaban
salah satu keunikan Pulau Kakaban adalah danau payaunya yang berada di tengah pulau. Kakaban dalam bahasa daerah adalah pulau yang "memeluk", jadi pulau Kakaban artinya "sebuah pulau yang memeluk danau" .

Pulau Kakaban
Pulau Kakaban terbentuk dari atol yang terangkat dari lempeng samudra dari kedalaman 200-300 meter,dengan dinding  karang terjal setinggi 50 meter sehingga sejumlah air laut dan spesies laut terjebak di tengah-tengah pulau tersebut tidak bisa keluar, yang akhirnya membentuk sebuah danau dengan luas sekitar 5 km persegi, air di danau ini kemudian tercampur oleh air hujan dan rembesan air laut dari pori-pori tanah selama ribuan tahun menyebabkan air berubah mejadi payau dan ubur-ubur yang terjebak di danau ini berevolusi menjadi tidak menyengat.  ada 4 jenis ubur-ubur tidak menyengat yang berada di danau ini

dari Dermaga kita melewati loket untuk masuk kedalam kawasan Pulau Kakaban kita harus membayar retribusi yang cukup murah Rp 20.000 / orang. untuk masuk kedalam danau kita melewati tangga dan jalan kayu menurun kearah Danau.


Saat rombongan kami tiba di lokasi sudah banyak turis lokal yang berenang disana, yang mula-mula saya lihat adalah danau kotor berlumpur, tidak terlihat sama sekali ubur-ubur yang ada, ternyata ada anak-anak kecil yang loncat-loncatan dari atas dermaga ke dalam danau menyebabkan endapan lumpur naik keatas, menyedihkan....seharusnya hal tersebut dilarang karena menggangu keindahan juga menggangu biota yang ada.

oh iya untuk masuk ke dalam kolam ini, sebaiknya di baca dahulu Papan peringatan yang terdapat dilokasi yang menyebutkan antara lain :

  1. sebaiknya berenang dahulu di danau baru kemudian berenang di laut. Biota-biota laut (plankton, larva hewan, dll) dapat terbawa masuk ke dalam  danau dan menjadi pesaing hidup ubur-ubur di habitatnya sendiri
  2. usahakan membawa kembali sampah kita sendiri
  3. dilarang mengunakan sunblok saat berenang di danau agar tidak mencemari perairan danau
  4. jangan menangkap atau membawa ubur-ubur keluar dari habitatnya.
  5. jangan menggunakan kaki katak / fin agar tidak melukai ubur-ubur yang ada.
 

Stingless Jelly fish





Berenang di danau Kakaban yang berasa payau membawa rasa sensasi yang aneh, menyaksikan ubur-ubur berenang dan berkelap-kelip tertimpa cahaya, menyentuhnya tanpa terkena sengat ubur-ubur merupakan keajaiban sendiri, kami bergembira sekali dan ingin berlama-lama di dalam danau.

Setelah puas berenang di Danau Kakaban, kami naik kembali ke kapal , Kapal berjalan menjauhi pulau tidak lama kami dipersilakan untuk snorkling wowww.... ternyata laut sekitar kakaban terdapat karang-karang dan ikan-ikan yang sangat -sangat indah. 

Dan......Kakaban ternyata Surga bagi penyelam, di titik Barracuda di titik barat daya Pulau, adalah tempat yang paling sering di kunjungi walaupun arus bawah yang kukat membuat tantangan buat penyelam tetapi hal itu membawa berbagai macam ikanyang mengesankan. ada Barakuda, Jack, Karang Abu-abu dan hiu beraneka ragam, kakap, sergeon fish dan trevally. 

setelah puas bersnorkling di sini kami kembali ke atas kapal untuk menuju pulau lainnya.


Beautiful Nabuco Island - Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur, Indonesia



Pintu Masuk Pulau Naboco
Pulau Nabuco, Kalimantan Timur, Indonesia
Pulau Nabuco (Nabuco Island) adalah salah satu pulau kecil yang cantik di Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur. untuk sampai ke Pulau ini kita harus naik speed boat sekitar 1 Jam dari Pulau Derawan, apabila kita tidak menginap maka untuk mampir ke tempat ini dikenakan tarif Rp 20.000 / orang/

Di pulau kecil ini terdapat resort yang di kelola oleh Pasangan Jerman-Indonesia  yang di tata sangattt  cantik, staf-staf dan diver guidenya ramah-ramah dan jago bahasa Jerman karena mayoritas tamunya dari Jerman.
di Pulau Nabuco ini dibagian depan terdapat Cafe yang menyediakan berbagai minuman baik yang beralkohol atau pun yang tidak, ehmmm tarif yang tercantum di buku menu menggunakan mata uang Euro, tapi bayarnya bisa pakai Rupiah kok. 



Cafe di Pulau Nabuco, Kalimantan Timur, Indonesia
Di Pulau ini banyak spot yang menarik untuk menyelam dan snorkling, saat rombongan kami tiba pun ada tiga bule Jerman yang sedang bersiap-siap untuk menyelam, jadi pengen ikutan nyelam, tapi info dari Guidenya hanya yang menginap di resot ini yang di ijinkan untuk menyelam di sini. 

Kami mampir cuma sebentar di Pulau Nabuco ini ,  sayangnya keadaan sedang gerimis sehingga agak berkabut. kami berteduh di kafe yang cantik, sambil membeli minuman yang ada dan berselfi-selfi ria dan kami sempat berjalan-jalan sebentar, ke sekeliling pulau ini.

Pulau Nabuco

 
Peta Pulau Nabuco, Kalimantan Timur, Indonesia


Muck Diving Nabucco & Nunukan Island, Kalimatan Timur, Indonesia